The 5-Second Trick For dewa212
The 5-Second Trick For dewa212
Blog Article
[171] Namun, Jenghis dan Jochi semakin lama semakin menjauh, sebagian karena Jochi lebih fokus pada more info appanage-nya sendiri. Ketegangan meningkat setelah pengepungan Gurganj, di mana Jochi dengan enggan berpartisipasi dan gagal memberikan Jenghis bagian dari harta rampasan perang, yang semakin merenggangkan hubungan mereka.[172] Jenghis Khan sangat marah dengan penolakan Jochi untuk kembali kepadanya pada tahun 1223 dan mempertimbangkan untuk mengirim putra-putranya, Ögedei dan Chagatai, untuk memaksa Jochi tunduk ketika ia menerima kabar bahwa Jochi telah meninggal karena sakit.[173]
Genghis mulai percaya bahwa dewa tertinggi Tengri telah menetapkan takdir yang besar untuknya. Awalnya, ambisi ini hanya terbatas pada Mongolia, tetapi seiring dengan keberhasilan yang diraih dan jangkauan bangsa Mongol meluas, ia dan para pengikutnya mulai percaya bahwa ia berwujud suu (terj. har.
[61] Temüjin kemudian berurusan dengan suku Jurkin, yang sebelumnya telah menghinanya dalam sebuah pesta dan menolak untuk bergabung dengan kampanye Tatar. Setelah mengeksekusi para pemimpin mereka, ia menyuruh Belgutei untuk mematahkan punggung seorang pemimpin suku Jurkin dalam sebuah pertandingan gulat sebagai bentuk pembalasan. Tindakan ini, yang bertentangan dengan adat istiadat keadilan Mongol, hanya disebutkan oleh penulis Sejarah Rahasia, yang tidak menyetujuinya. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1197.[62]
Persepsi dunia Barat tentang Jenghis Khan telah berkembang dari waktu ke waktu, yang mencerminkan pergeseran konteks budaya dan sejarah. Pada abad ke-fourteen, tokoh-tokoh seperti Marco Polo dan Geoffrey Chaucer menggambarkannya sebagai penguasa yang adil dan bijaksana, menyoroti prestasi dan kualitas kepemimpinannya. Namun, pada abad ke-18, selama Abad Pencerahan, Jenghis Khan menjadi simbol stereotip seorang penguasa lalim dari timur yang kejam, sosok yang mewujudkan kekejaman dan otoriter yang diasosiasikan dengan penguasa timur.
Nama-nama Mongolia tidak memiliki satu cara standar untuk ditulis dalam alfabet Romawi, sehingga ejaannya bisa sangat bervariasi, yang mengarah ke pengucapan yang berbeda.[1] Gelar kehormatan yang paling sering ditulis sebagai “Jenghis” berasal dari bahasa Mongolia ᠴᠢᠩᠭᠢᠰ ᠬᠠᠭᠠᠨ, yang dapat diromanisasi menjadi Činggis.
Atwood berpendapat bahwa banyak nilai-nilai Genghis Khan, terutama penekanan yang ia berikan pada masyarakat yang tertib, berasal dari masa mudanya yang penuh gejolak.[201] Ia menghargai kesetiaan di atas segalanya dan kesetiaan bersama menjadi landasan negara barunya.[202] Genghis tidak merasa sulit untuk mendapatkan kesetiaan orang lain: ia sangat karismatik bahkan saat masih muda, seperti yang ditunjukkan oleh banyaknya orang yang meninggalkan peran sosial yang ada untuk bergabung dengannya.[203] Meskipun kepercayaannya sulit diperoleh, jika ia merasa kesetiaannya terjamin, ia memberikan kepercayaan penuhnya sebagai balasannya.
Tingkat tertinggi dari hierarki baru ini diperuntukkan khusus bagi keluarganya sendiri dan keluarga saudara-saudaranya, yang kemudian dikenal sebagai altan uruq (yang berarti "Keluarga Emas") atau chaghan yasun (yang berarti "tulang putih"). Di bawah mereka adalah qara yasun (yang berarti "tulang hitam" atau terkadang qarachu), yang terdiri dari aristokrasi pra-kekaisaran yang masih ada dan keluarga-keluarga baru yang paling penting yang telah menjadi terkenal di bawah pemerintahan Jenghis Khan. Restrukturisasi ini membantu mengkonsolidasikan kekuasaannya dan memastikan kesetiaan rakyat Mongol kepada dinastinya.[eighty two]
Zhao mencatat bahwa Jenghis Khan memiliki alis yang lebar dan janggut yang panjang, sementara Juzjani menyebutkan matanya yang seperti kucing dan fakta bahwa ia tidak memiliki uban. Selain itu, Sejarah Rahasia Bangsa Mongol mencatat bahwa ayah Börte mengomentari "mata Jenghis Khan yang berbinar dan wajahnya yang hidup" ketika mereka pertama kali bertemu.[two hundred]
Pada bulan Mei, bangsa Mongol merebut kembali Wulahai dan maju ke ibu kota Xia Barat, Zhongxing (kini Yinchuan). Namun, mereka menghadapi perlawanan yang kuat dari tentara Xia dan awalnya tidak dapat membuat kemajuan lebih lanjut. Setelah kebuntuan selama dua bulan, Jenghis Khan memecah kebuntuan dengan menggunakan taktik pura-pura mundur, sebuah taktik yang memancing pasukan Xia keluar dari posisi pertahanan mereka, sehingga memungkinkan Mongol untuk mengalahkan mereka.[104] Terlepas dari kemenangan ini, bangsa Mongol menghadapi tantangan yang signifikan dalam mengepung Zhongxing. Karena tidak memiliki peralatan pengepungan yang canggih, mereka tidak dapat menembus pertahanan kota dengan menggunakan domba jantan pemukul yang kasar.
Seperti itu bocoran RTP slot gacor, pola RTP slot gacor serta jam RTP Gacor, hari ini buat para pemain di segala Indonesia dalam activity pragmatic Participate in slot on the net sangat gacor se indonesia.
Orang Mongolia modern-day cenderung menekankan warisan politik dan sipil Jenghis Khan daripada penaklukan militernya. Mereka memandang aspek-aspek destruktif dari kampanye-kampanyenya sebagai "produk dari zaman mereka," seperti yang dicatat oleh sejarawan Michal Biran, dan menganggapnya sebagai hal yang kedua setelah kontribusinya yang abadi terhadap sejarah Mongolia dan dunia.[237] Kebijakan Jenghis Khan, seperti penggunaan kurultai (dewan atau majelis), pembentukan supremasi hukum melalui peradilan yang independen, dan promosi hak asasi manusia, dipandang sebagai elemen-elemen dasar yang membuka jalan bagi pembentukan negara Mongolia yang modern day dan demokratis.
" Setiap minqan berfungsi sebagai unit politik dan sosial, dan para pejuang dari suku-suku yang kalah sengaja disebarkan di berbagai minqad untuk mencegah mereka bersatu dan memberontak sebagai sebuah kelompok yang kohesif. Sistem ini dirancang untuk menghapus identitas kesukuan lama, menggantinya dengan kesetiaan kepada "Negara Besar Mongol" dan para komandan yang mendapatkan pangkat mereka melalui prestasi dan kesetiaan kepada khan.[eighty four] Reformasi ini terbukti sangat efektif. Bahkan setelah Kekaisaran Mongol akhirnya terpecah belah, perpecahan tidak pernah terjadi di sepanjang garis kesukuan. Sebaliknya, keturunan Jenghis Khan terus memerintah tanpa tantangan, dalam beberapa kasus hingga akhir tahun 1700-an. Bahkan para pemimpin non-kaisar yang kuat seperti Timur Lenk dan Edigu dipaksa untuk memerintah melalui penguasa boneka yang merupakan keturunan Jenghis Khan, yang semakin menunjukkan kekuatan abadi dari sistem yang ia bangun.[85]
period ini sering disalahkan atas banyak tantangan dan kekurangan sejarah Rusia.[248] Di Asia Tengah dan Turki modern day, warisan Jenghis Khan lebih ambivalen. Meskipun ia diakui sebagai tokoh sejarah yang penting, statusnya sebagai pemimpin non-Muslim berarti bahwa pahlawan dan tradisi nasional lainnya, seperti Timur Lenk dan Seljuk, sering kali dianggap lebih tinggi. Ambivalensi ini mencerminkan hubungan yang kompleks dengan warisan Jenghis Khan di wilayah-wilayah kala identitas dan sejarah Islam memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran nasional.[249]
Patung Hö'elün yang berada di dekat patung berkuda putranya di Tsonjin Boldog, Mongolia Kematian Certainlyügei menyebabkan perpecahan dalam persatuan bangsanya, yang meliputi klan Borjigin, Tayichiud, dan klan-klan lainnya. Karena Temüjin masih berusia di bawah sepuluh tahun dan kakaknya, Behter, hanya sekitar dua tahun lebih tua, keduanya dianggap belum siap untuk memimpin. Faksi Tayichiud tidak mengikutsertakan Hö'elün dalam upacara pemujaan leluhur yang dilakukan setelah kematian seorang penguasa dan segera meninggalkan kampnya. Menurut Sejarah Rahasia, seluruh klan Borjigin juga meninggalkan Hö'elün, terlepas dari upayanya untuk menarik rasa kehormatan mereka.
Report this page